Sebagai mahasiswa kita harus sadar dan peka terhadap lingkungan sekitar dengan adanya berbagai permasalahan yang terjadi. Sudah saatnya kita memanfaatkan segala kesempatan untuk terjun langsung dalam membantu masyarakat melalui berbagai kegiatan, Salah satunya ALSA Care and Legal Coaching Clinic (CLCC). ALSA CLCC adalah perpaduan antara dua program kerja ALSA yang sebelumnya merupakan rangkaian acara yang terpisah yaitu ALSA Care dan ALSA Legal Coaching Clinic (LCC), keduanya merupakan bentuk implementasi dari pilar-pilar ALSA yakni Socially Responsible dan Legally Skilled. Adapun Project Officer ALSA CLCC adalah Reynaldi Amirullah. ALSA CLCC diadakan pada tanggal 14-20 November 2022 dengan tema utama adalah Maximizing Food Security by Protecting the Agricultural Sector in KARST Area, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan masyarakat Indonesia, dan manfaat dari acara ini dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar selain itu diharapkan juga dengan diadakannya kegiatan oleh 14 Local Chapter ALSA Indonesia ini, akan semakin meningkatkan eksistensi Asian Law Student’s Association di kancah nasional.
Kegiatan CLCC pertama dibuka dengan Pre-Event podcast dari Care, Pre-Event Care ini melakukan wawancara yang hangat bersama dua narasumber di bidangnya yaitu, Prof. Dr. Ir. Meta Mahendradatta selaku guru besar dari fakultas pertanian Universitas Hasanuddin dan juga bapak Wahyudin. Hs sebagai pendamping tani, kegiatan ini dilaksanakan tanggal 14 November 2022. Wawancara yang dilakukan bersifat informal yang dipandu oleh moderator Afiq Ahmad member dari ALSA LC Unhas. Topik wawancara ini mencakup mengenai ketahanan pangan, kemiskinan,dampak aktivitas pertambangan yang berdampingan dengan lahan pertanian milik warga serta harapan yang diharapkan oleh kedua belah pihak kepada khalayak ramai.
Agenda foto bersama dengan 2 narasumber Podcast Care.
Selanjutnya Pre-Event Care di lanjutkan dengan Campaign pada tanggal 17 November 2022, dimana di Campaign ini Anggota ALSA LC UNHAS melakukan kampanye dari rumah ke rumah di Desa Bontokappong, Kelurahan Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Dalam kampanye tersebut, panitia dari ALSA CLCC melakukan pendekatan bersama warga, berbincang hangat dan melakukan edukasi singkat mengenai ketahanan pangan serta mengajak peserta untuk hadir pada kegiatan di Main Event Care nantinya.
Agenda foto bersama setelah campaign di Desa Bontokappong.
Masuk ke Pre-Event LCC dibuka dengan webinar, Kegiatan ini dapat diselaraskan dengan kegiatan advokasi yang bertujuan untuk mengupayakan solusi bagi suatu masalah melalui penegakan dan penerapan kebijakan publik untuk mengatasi masalah tersebut. ALSA LCC ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 November 2022 yang bertemakan “Penegakan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan: Mewujudkan Masyarakat Peduli dan Paham Permasalahan Pangan”. Acara ini bersifat terbuka dan diperuntukkan untuk masyarakat umum, dengan tujuan agar masyarakat yang mengikuti kegiatan ini mampu mengetahui permasalahan yang terjadi dalam lingkup ketahanan pangan, khususnya perlindungan hak-hak petani dan pemenuhan kualitas ketahanan pangan yang baik.
Agenda pemaparan materi oleh bapak Slamet Riadi yang merupakan salah satu pemateri Webinar LCC
Lalu berpindah ke Main Event LCC yaitu Penyuluhan Hukum ALSA LCC yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 November 2022 yang bertemakan “Penguatan Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan melalui Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan”. Acara ini diperuntukkan untuk masyarakat yang berprofesi sebagai petani di Desa Tukamasea, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, terkhusus petani yang berada di sekitar area pertambangan dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan hukum bersama dengan stakeholder terkait.
Penyerahan sertifikat kepada pemateri Ahmad Takbir Abadi
Masuk ke Main Event Care yaitu, Pelatihan kreativitas pengolahan pangan menjadi nilai jual, yang dilaksanakan tanggal 20 November 2022. Pada kegiatan ini diawali dengan pengolahan tumbuhan yang sering hadir di halaman warga dalam hal ini daun kelor. Warga sekitar sering membuat menjadi sayuran namun ternyata kelor ini dapat diolah menjadi brownies dengan citarasa yang tak kalah lezat. Dengan beberapa kelompok masyarakat setempat membuat brownies kelor dengan dipandu oleh pemateri yang kompeten di bidangnya yaitu Justasya Nanda Putri Buntu Payung. Pada sesi akhir kegiatan juga dirangkaikan dengan pembagian tumbuhan, bibit dan buku kepada masyarakat setempat.
Dokumentasi warga Desa Tukamasea saat menghadiri kegiatan Main Event Care.
Lalu ke Main Event kedua dalam rangkaian kegiatan ALSA LCC adalah Focus Group Discussion ALSA LCC yang dilaksanakan pada hari Minggu, 20 November 2022 yang bertemakan “Eksistensi Pemerintah pada Penegakan Hak Masyarakat Tani Terdampak Aktivitas Tambang di Dusun Bontokappong, Desa Tukamasea, Kec. Bantimurung, Kab. Maros sebagai Upaya Menjaga Ketahanan Pangan.”. Acara bersifat terbuka dan diperuntukkan untuk masyarakat umum dengan tujuan untuk mendiskusikan sebuah isu, bersama dengan stakeholder terkait sebagai upaya menjawab permasalahan yang kerap dihadapi oleh para petani yang terdampak aktivitas pertambangan, Main Event ini sekaligus menutup kegiatan secara keseluruhan ALSA CLCC.
Agenda Foto bersama dengan para pemateri Focus Group Disscussion.
Harapan Project Officer ALSA CLCC pada kegiatan ini adalah membantu masyarakat umum maupun para petani untuk mendapat pemahaman baru baik mengenai hak-haknya sebagainya petani dan masyarakat umum dapat edukasi baru mengenai pengolahan hasil pangan itu sendiri, dengan melakukan kegiatan seperti ini banyak manfaat yang dapat diberikan di lingkungan sekitar baik kepada orang lain ataupun ke diri sendiri karena CLCC tahun ini memberi titik fokus tentang bagaimana masyarakat dapat mengolah hasil pangan dengan lebih kreatif ataupun bagaimana para petani dapat mendapatkan hak-haknya itu sendiri. saya harap CLCC tahun ini memberi pelajaran sesuai apa yang diharapkan oleh teman-teman panitia kepada para warga ataupun petani di desa Tukamasea itu sendiri.
“Tema yang dibawakan menarik dan merupakan isu yang akan kita hadapi kedepannya jadi memang harus kita diskusikan dengan semua stakeholders. Semoga para pengambil kebijakan dapat mempertimbangkan keputusan hasil FGD kemarin, Well done to all ALSA students. Always make our faculty proud” Tambahan salah satu Dosen Fakultas Hukum Ibu Rafikah Nurul Hamdani Ramli SH.,LLM dan juga salah satu pemateri Focus Group Discussion Legal Coaching Clinic.
Comments